Senin, 16 Juli 2012

Gita Gutawa : "Cirque Du Soleil"

Saya baru saja menonton pertunjukkan Cirque du Soleil dan tidak pernah sekali pun saya dikecewakan. Bagi kalian yang belum pernah menonton ataupun mendengar, Cirque du Soleil adalah sebuah grup sirkus asal Kanada yang kini sudah mendunia. Saking suksesnya, kini Cirque du Soleil telah memiliki sekitar 22 judul pertunjukan dengan tema yang berbeda-beda dan semua masih tampil di berbagai negara di beberapa benua.
Jika saya bilang sirkus, jangan hanya bayangkan badut-badut gendut dengan hidung merah melakukan juggling serta binatang-binatang seperti gajah dan macan yang ikutan beratraksi. Cirque du Soleil telah membawa sirkus ke tingkatan yang lebih tinggi, menggabungkannya dengan unsur theater – musik, visual – serta teknologi ke dalamnya. Dari tiga judul pertunjukan Cirque du Soleil yang pernah saya tonton, saya dapat merasakan setiap detail show nya mulai dari panggung, kostum, make up, props, lighting, dan musiknya begitu dipikirkan dengan matang sehingga men-support tema dari setiap pertunjukan tersebut. Mereka juga menggunakan teknologi yang cukup advanced sehingga sirkus yang sudah ada dari jaman baheula dapat terkesan begitu modern. Walaupun begitu, jika diperhatikan, Cirque du Soleil tetap sangat menjaga “root” dari sirkus. Terbukti dari atraksi2 yang ditampilkan, seperti juggling, cycling, manusia karet, berjalan di atas tali, lompat antar tiang, dan akrobat di udara semuanya masih ada. Namun pengemasannya saja yang memang berbeda, disesuaikan dengan jaman serta tema yang diangkat.
Seperti yang saya tonton kemarin, Totem adalah salah satu judul dari Cirque du Soleil yang menceritakan tentang evolusi manusia dan keterkaitannya dengan alam. Pertunjukan dimulai dengan para performer yang memakai kostum seperti katak, melompat-lompat indah di atas trampolin dan bergelantungan di props berstruktur seperti cangkang. Panggung bagian belakang di shoot dengan projector bergambar kolam sehingga terasa sekali nuansa alamnya. Lalu, salah satu bagian favorit saya adalah bagian juggling, dimana bola-bola yang digunakan tiba-tiba bisa bercahaya dan berubah-rubah warna. Jugglingnya pun menggunakan teknik berbeda, dimana sang juggler – yang berpakaian seperti profesor – masuk ke dalam kerucut seperti sedang melakukan percobaan di laboraturium. Kemudian bola-bola tersebut dibuat berputar-putar di dinding kerucut tersebut sehingga terlihat seperti particles moving in perpetual motion (kalau kalian tidak bisa membayangkan, coba lihat video di bawah ini di detik ke 00:34). Kemudian, show ditutup dengan adegan Russian Bar, melompat tinggi di atas flexible pole (lihat detik 00:25) yang mewakilkan nature manusia untuk selalu berusaha melompat dan terbang lebih tinggi. Berikut ini adalah trailer dari Totem.
Saya selalu kagum pada otak2 para manusia jenius yang dapat menciptakan ide-ide kreatif sehingga dapat mengembangkan sesuatu yang sudah ada menjadi seperti sesuatu yang baru atau mengubah sesuatu yang biasa-biasa saja menjadi sesuatu yang luar biasa. Berimajinasi itu sesungguhnya tidak mudah, butuh instinct dan pengetahuan yang luas, apalagi untuk mewujudkannya. Inilah kenapa saya sangat senang menonton dan mengapresiasi seni. Seperti dalam musik, kadang saya teringat bahwa notasi yang umumnya diketahui dan digunakan dalam musik (tangga nada diatonik) hanya ada  12 dari “do” sampai “si”. Namun, berjuta-juta lagu terlahir dari hanya 12 notasi ini. Saya kadang suka merasa amazed bagimana ini semua bisa terjadi. Tapi saya rasa itulah kekuatan imajinasi manusia. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar