Saya baru saja menonton pertunjukkan
Cirque du Soleil dan tidak pernah sekali pun saya dikecewakan. Bagi
kalian yang belum pernah menonton ataupun mendengar, Cirque du Soleil
adalah sebuah grup sirkus asal Kanada yang kini sudah mendunia. Saking
suksesnya, kini Cirque du Soleil telah memiliki sekitar 22 judul
pertunjukan dengan tema yang berbeda-beda dan semua masih tampil di
berbagai negara di beberapa benua.
Jika saya bilang sirkus, jangan hanya
bayangkan badut-badut gendut dengan hidung merah melakukan juggling
serta binatang-binatang seperti gajah dan macan yang ikutan beratraksi.
Cirque du Soleil telah membawa sirkus ke tingkatan yang lebih tinggi,
menggabungkannya dengan unsur theater – musik, visual – serta teknologi
ke dalamnya. Dari tiga judul pertunjukan Cirque du Soleil yang pernah
saya tonton, saya dapat merasakan setiap detail show nya mulai dari
panggung, kostum, make up, props, lighting, dan musiknya begitu
dipikirkan dengan matang sehingga men-support tema dari setiap
pertunjukan tersebut. Mereka juga menggunakan teknologi yang cukup
advanced sehingga sirkus yang sudah ada dari jaman baheula dapat
terkesan begitu modern. Walaupun begitu, jika diperhatikan, Cirque du
Soleil tetap sangat menjaga “root” dari sirkus. Terbukti dari atraksi2
yang ditampilkan, seperti juggling, cycling, manusia karet, berjalan di
atas tali, lompat antar tiang, dan akrobat di udara semuanya masih ada.
Namun pengemasannya saja yang memang berbeda, disesuaikan dengan jaman
serta tema yang diangkat.
Seperti yang saya tonton kemarin, Totem
adalah salah satu judul dari Cirque du Soleil yang menceritakan tentang
evolusi manusia dan keterkaitannya dengan alam. Pertunjukan dimulai
dengan para performer yang memakai kostum seperti katak, melompat-lompat
indah di atas trampolin dan bergelantungan di props berstruktur seperti
cangkang. Panggung bagian belakang di shoot dengan projector bergambar
kolam sehingga terasa sekali nuansa alamnya. Lalu, salah satu bagian
favorit saya adalah bagian juggling, dimana bola-bola yang digunakan
tiba-tiba bisa bercahaya dan berubah-rubah warna. Jugglingnya pun
menggunakan teknik berbeda, dimana sang juggler – yang berpakaian
seperti profesor – masuk ke dalam kerucut seperti sedang melakukan
percobaan di laboraturium. Kemudian bola-bola tersebut dibuat
berputar-putar di dinding kerucut tersebut sehingga terlihat seperti
particles moving in perpetual motion (kalau kalian tidak bisa
membayangkan, coba lihat video di bawah ini di detik ke 00:34).
Kemudian, show ditutup dengan adegan Russian Bar, melompat tinggi di
atas flexible pole (lihat detik 00:25) yang mewakilkan nature manusia
untuk selalu berusaha melompat dan terbang lebih tinggi. Berikut ini
adalah trailer dari Totem.
Saya selalu kagum pada otak2 para manusia
jenius yang dapat menciptakan ide-ide kreatif sehingga dapat
mengembangkan sesuatu yang sudah ada menjadi seperti sesuatu yang baru
atau mengubah sesuatu yang biasa-biasa saja menjadi sesuatu yang luar
biasa. Berimajinasi itu sesungguhnya tidak mudah, butuh instinct dan
pengetahuan yang luas, apalagi untuk mewujudkannya. Inilah kenapa saya
sangat senang menonton dan mengapresiasi seni. Seperti dalam musik,
kadang saya teringat bahwa notasi yang umumnya diketahui dan digunakan
dalam musik (tangga nada diatonik) hanya ada 12 dari “do” sampai “si”.
Namun, berjuta-juta lagu terlahir dari hanya 12 notasi ini. Saya kadang
suka merasa amazed bagimana ini semua bisa terjadi. Tapi saya rasa
itulah kekuatan imajinasi manusia. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar